53. LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS




Cuaca hari ini  sangat cerah, raja siang menampakkan kegarangannya  ke bumi namun tidak memberikan efek panas karena udara yang  dingin memeluk kalbu samapai merasa bergetar  dari pagi sampai senja sang mentari Raja siang tetap setia menemani penghuni bumi  sampai kembali ke peraduannya.Cuaca pagi sampai senja dingin menusuk tulang. Tepat pukul 20.00 WITA saya membuka WhatsApp grup belajar menulis gelombang 25&26.Pertemuan kali ini  agak berbeda yang biasanya moderator dan nara sumber menyapa peserta dengan salam sesuai agama ataupun salam secara umum namun malam ini sedikit berbeda  karena moderator dan narasumber  menyapa peserta dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing.Saya bersyukur malam ini selain belajar menulis juga menambah dua kalimat ucapan selamat malam dari bahasa  daerah Tanah Toraja dan bahasa   Sunda.Tanpa terasa kegiatan BM gelombang 25& 26 sudah setengah perjalanan. Semoga bisa sampai finis.

Moderator malam ini Mr Bams  menemani narasumber kita bapak Yulius Roma Patandean, S. Pd. Beliau lahir di Salubarani, Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, 6 Juli 1984, Menyelesaikan pendidikan S1 pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007) dan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja (2019-2021).

Tahun 2007-2015 mengajar di SMAN 9 Tana Toraja, tahun 2009 menjadi guru PNS dan mengajar di SMAN 3 Tana Toraja hingga tahun 2015, Tahun 2015 sampai sekanag sebagai guru bahasa inggris di SNAN 5 Tana Toraaja. Ia pernah menjadi pengajar tidak tetap di fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toaja, tutor Universita Terbuka dan Fasilitator belajar yayasan Indonesia.

Pak Yuro itulah sapaan untuk narasumber malam ini alumni BM gelombang 9 tepatnya diawal Covid 19 . Selain menulis di blog beliau  juga aktif di channel YouTube https://www.youtube.com/c/RomaPatandean dan  https://www.youtube.com/channel/UCtozezYTjgIj4EGVISp9whg

Untuk lebih menegenal beliau silhkan klik https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html.


Saat ini beliau masih dalam tahap menjalani pendidikan guru penggerak angkatan 4, sehingga pak Yuro menulis buku berjudul guru penggerak.

Sesuai dengan topik BM malam ini  adalah “Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis”. Sistematisnya cara kita menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang kita tuangkan di naskah tersebut. Artinya, sebelum memulai tahapan penyusunan naskah untuk dibukukan, teman-teman semua pasti sudah memiliki kumpulan naskah di laptopnya masing-masing. Tidak apa-apa berserakan dulu, kumpulkan saja seperti mengumpulkan dedaunan yang berserakan di halaman. Nantinya, akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.

Lalu pertanyaaanya adalah bagaimana sih caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis? Jawaban narasumber bahwa  yang pertama adalah......*Siapkan naskahnya dulu, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi BAB-BAB_nya.Sebenarnya, bagi  yang aktif menggunakan fasilitas Microsoft Word, tentu telah menemukan beberapa fitur yang bisa membantu dalam mensistematiskan tulisan. Metode yang diberikan narasumber  pada malam ini, dasarnya ada di Ms. Word. Hingga kini  masih menggunakan metode tersebut. Oleh karena  telah terbiasa melakukannya, maka itu juga adalah metode terbaik yang beliau  bagikan kepada peserta . Adapun metodenya sebagaimana yang terdapat pada penjelasan link berikut https://youtu.be/eePQwyHAcjw dan juga pada link https://youtu.be/jXPr59aWJSc

Setelah menyimak metode penyusunan buku pada link di atas marilah kita menysusun buku dengan memegang prinsip CLBK :

       1.    Coba

Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan.. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

       2.    Lakukan

Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka lakukan dengan segera. Praktekkan sekaligus, bairkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.

               3.    Budayakan

       Menulis harus menjadi budaya. Bagi orang Toraja, mengenakan sarung dalam berbagai aktifitas adalah bagian dari budaya yang tidak bisa terpisahkan dari perjalanan hidup. Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup  dan teman-teman. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.

       4.    Konsisten

Konsisten adalah langkah pamungkas dalam teori menulis yang saya anut. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam prakteknya. Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya

 Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang  sebut CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong kita  untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan. Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis. Untuk menghasilkan sebuah buku butuh proses untuk terus berlatih dan menggali potensi diri dengan penuh konsisten sehingga bisa menghasilkan sebuah karya yang bermutu.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

46. MENULIS ITU MUDAH

28.PAWAI TA'RUF MTQ KE 29 TINGKAT KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2022

31.Blog sebagai Sarana Pembelajaran