52. KONSEP BUKU NONFIKSI


 Alhamdulillah ala kulli hal, tidak terasa kegiatan  pelatihan belajar menulis  PGRI gelombang 25 & 26  sudah setengah perjalanan. Saya merasa bersyukur sampai malam ini Allah SWT masih memberikan kesehatan sehingga tinggal selangkah lagi  sampai setengah perjalanan kegiatan pelatihan belajar menulis . Sesuai dengan flayer yang telah di share di WAG belajar menulis  “” Konsep Buku Nonfiksi”

Moderator malam ini ibu Lely Suryani yang memilki semangat yang luar biasa  dan  narasumber yang akan membersamai kami seorang ibu yang kreatif, penuh ide, suka berinovasi dan semangat berbagi. Beliau adalah Ibu Musiin, M.Pd. Bu Iin biasa dipanggil oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling dan memasak.

Bu Iin lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998. Beliau pertama kali masuk sekolah di tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian melanjutkan ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986 dan SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989 sampai 1994 Ia melanjutkan ke IKIP negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.

 

Bu Iin menceritakan pengalamannya  pertama kali menulis bagaimana ia mengalahkan ketakutan dari diri sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi untuk menulis. ketakutan yang dirasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.     Takut tidak ada yang membaca.

2.     Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.     Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan itu yang sering kali membuat Bu Iin  merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun. Akhirnya beliau singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. awalnya minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis.

 Prof. Eko beliau ibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberi banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai

 Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.




DI samping itu keberhasilan bu Iin tidak terlepas dari semangat dan motivasi bapak Wijaya Kusuma(Om Jay) tokoh yang selalu menjaga komitmen dengan terus menulis di blog. 

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, sebelum menulis sebaiknya menemukan alasan yang kuat  mengapa ingin jadi penulis. Jika telah menemukan alasan dalam menulis maka akan lahir CINTA MENULIS. 

Alasan ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut :

1.     Mewariskan ilmu lewat buku.

2.     Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3.     Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

 Dari cinta menulis itulah bu Iin menghasilkan banyak karya


 

A Pengertian Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi berasal berasal dari kata buku dan nonfiksi. Artinya, apa itu buku non fiksi merupakan buku yang isinya memuat mengenai berbagai hal yang sifatnya nonfiksi. Tapi apa maksud nonfiksi? Menurut Wikipedia, nonfiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif atau seringkali berupa cerita yang pengarangnya memiliki itikad baik untuk mempertanggungjawabkan kebenaran atau akurasi tulisan yang ditulisnya.

Apa itu buku nonfiksi juga bisa diartikan sebagai sebuah karya yang pengarang atau penulisnya mengklaim tanggung jawab atas kebenaran mengenai buku yang ia tulis yang disajikan baik secara objektif atau subjektif yang secara tradisional, karya sastra ini merupakan satu dari pembagian utama dari narasi, khususnya pada penulisan prosa.

Pengertian apa itu buku nonfiksi juga bisa diartikan sebagai buku yang berisi mengenai fakta berdasarkan pengalaman, pengetahuan, hasil, maupun hasil penelitian. Buku nonfiksi sifatnya juga informatif yang disajikan dengan bahasa yang jelas, akurat, dan disajikan apa adanya sesuai dengan fakta yang terjadi. Oleh sebab itu, buku nonfiksi biasanya ditulis oleh orang atau penulis yang ahli di bidangnya

Biasanya, buku nonfiksi ini digunakan sebagai penunjang referensi untuk membuat karya ilmiah, baik skripsi, makalah, artikel ilmiah, dan lain sebagainya. Buku nonfiksi biasanya bersifat informatif dan di dalamnya merangkai berbagai kerangka isi cerita nonfiksi yang sangat dibutuhkan untuk menguatkan teori penelitian, data-data yang akurat dan kebenaran atas suatu fakta atau peristiwa yang akan ditulis.Dalam menulis buku nonfiksi, penulis atau pengarang akan memerhatikan isi buku tersebut karena harus memuat berbagai sumber atau bahan rujukan informasi kepada para pembacanya, sehingga teori yang dituliskan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan bahasa yang digunakan juga harus logis dan dapat diterima oleh pembaca.

Selain harus logis dan dapat diterima oleh pembaca, bahasa yang digunakan di dalam buku non fiksi juga harus ditulis dengan bahasa formal, bukan menggunakan bahasa informal. Bahasa yang digunakan juga sifatnya denotatif atau bahasa sebenarnya, sehingga pembaca dapat memahami isi buku.Di dalam buku nonfiksi, memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, dan karakter dari suatu objek yang benar-benar ada di kenyataan. Karena itu, buku nonfiksi ini memang biasanya dibuat berdasarkan pengamatan dan data yang berisi fakta-fakta. Hal tersebut kemudian membuat buku nonfiksi sering dijadikan sumber informasi atau rujukan dari para pembaca.

Adapun jenis buku Non Fiksi yaitu :

Adapun jenis buku Non Fiksi yaitu

 1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar

B. Pola Menulis Buku Nonfiksi:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang di pakai bu Iin

C. Langkah-langkah Menulis Buku

1.         Pratulis

2.         Menulis Draf

3.         Merevisi Draf

4.         Menyunting Naskah

5.         Menerbitkan

Langkah Pertama : Pratulis

         ·            Menentukan tema

         ·            Menemukan ide

         ·             Merencanakan jenis tulisan

         ·             Mengumpulkan bahan tulisan

         ·             Bertukar pikiran

         ·             Menyusun daftar

         ·             Meriset

         ·             Membuat Mind Mapping

         ·            Menyusun kerangka

 

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parentingpendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya:

                    ·            Pengalaman pribadi

                    ·            Pengalaman orang lain

                    ·            Berita di media massa

                    ·            Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

                    ·            Imajinasi

                    ·            Mengamati lingkungan

                    ·            Perenungan

                    ·            Membaca buku

                    ·            Survey

                    ·            Wawancara

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

         ·            Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

         ·            Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

         ·            Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

         ·            Penemuan yang telah didapatkan.

         ·            Pemikiran yang telah direnungkan

 Tahap membuat kerangka

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.        Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.        Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.        Media Sosial

B.        UU ITE

C.        Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.        Pengertian

B.        Elemen

C.        Pengembangan

D.        Kerangka Literasi Digital

E.        Level Kompetensi Literasi Digital

F.         Manfaat

G.        Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.        Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.        Keluarga

B.        Sekolah

C.        Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.        Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.        Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.        Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, bu Iin  mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Anotomi Buku

                 ·            Halaman Judul

                 ·            Halaman Persembahan (OPSIONAL)

                 ·            Halaman Daftar Isi

                 ·            Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

                 ·            Halaman Prakata

                 ·            Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

                 ·            Bagian /Bab

                 ·            Halaman Lampiran (OPSIONAL)

                 ·            Halaman Glosarium

                 ·            Halaman Daftar Pustaka

                 ·            Halaman Indeks

                 ·            Halaman Tentang Penulis


 Langkah kedua Menulis Draf

            ·            Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

            ·            Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

 Langkah ketiga Merevisi Draf

           ·            Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

           ·            Memeriksa gambaran besar dari naskah

Langkah keempat  Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

                              ·            . Ejaan

                              ·            Tata bahasa

                              ·            Diksi

                              ·            Data dan fakta

                              ·            Legalitas dan norma


 Hambatan-hambatan dalam menulis
                     ·            Hambatan waktu

                      ·            Hambatan kreativitas

                      ·            Hambatan teknis

                      ·            Hambatan tujuan

                      ·            Hambatan psikologis

Cara mengatasi hambatan

                      ·            Banyak membaca

                      ·            Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

                      ·            Disiplin menulis setiap hari.

                      ·            Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi


“Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar”. (Musiin, M.Pd)

Salam literasi PGRI 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5. How To be The F1

46. MENULIS ITU MUDAH

3. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION-1