50. PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN
Malam ini adalah pertemuan ke 12 Kelas Belajar
Menulis gelombang 25 dan 26 yang
diadakan PGRI.asuhan Om Jay dan Tim.
Ba’da Isya saya teringat bahwa hari ini jadwal kegiatan
Belajar Menulis (BM) via WhatApp.Saya duduk dikursi membuka gawai, sudah banyak pesan yang masuk. Pertemuan
ke -12 dengan tema yang masih asing di telinga saya menggunakan bahasa
dari negara Ratu Elishabeth. Jujur merasa asing dengan tema tersebut akhirnya
berselancar lagi di dumay. Sehingga menemukan makna dari tema pada pertemuan ke
12 BM. Bagi saya tema pertemuan ke
12 ini tidak kalah menariknya dengan tema-tema pertemuan sebelumnya.Saya perlu
banyak belajar karena saya lebih banyak tidak teliti dalam menulis.
Pada pertemuan ke -12 ini dengan modertor yang memilki
semangat dan pantang menyerah ibu Nur
Dwi Yanti dan narasumber hebat bapak Susanto, S.Pd akan mengisi
pundi-pundi ilmu kepada para peserta BM
25 dan 26.. Bapak Susanto, S.Pd. atau
dengan nama bekennya Pak DSus atau Pak D, menyelesaikan Pendidikan S-1
PBSI (2006) di STKIP Lubuklinggau, dan pada tahun 2017 beliau kembali
menyelesaikan pendidikan S-1 PGSD du Universitas TerbukaTerbuka, UPBJJ
Palembang. Beliau juga adalah peserta kelas Belajar Menulis gelombang 15 yang
diprakarsai oleh Om Jay ini. Kepiawaiannya dalam bidang Menulis, Kreator Konten
dan Editor selain telah menghasilkan 2 buku Solo juga menjadi Editor
beberapa buku.
Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu
dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya – (Albert Einstein)
Ungkapan di atas, menyiratkan pentingnya menyusun atau
menata kalimat dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa
jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik
(salah ketik) atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana,
bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? dan
ini lazim terjadi dalam menulis naskah.
Pengertian Proofreading
Proofreading adalah
aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan
atau dibagikan. Ini adalah tahap paling akhir dari proses penulisan, ketika
memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik,
masalah pemformatan, dan inkonsistensi.
Proofreading sangat penting untuk
teks apa pun yang akan dibagikan dengan pembaca, baik itu makalah akademis,
lamaran kerja, artikel online, atau brosur cetak. Bergantung pada keterampilan
dan anggaran yang dimilki dapat memilih untuk mengoreksi teks sendiri atau
menyewa seorang profesional.
Dalam industri penerbitan,
korektor biasanya memeriksa “salinan proofreading” tercetak dari teks dan
menandai koreksi menggunakan tanda koreksi khusus. Namun di bidang lain,
korektor profesional sering bekerja dengan teks digital dan membuat koreksi
langsung menggunakan fitur perubahan trek di Microsoft Word atau Google
Documents.( https://penerbitdeepublish.com/apa-itu-proofreading/)
Menurut Pak Dsusanto Proofreading
atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan,
tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Proofreading vs Editing
Mengedit dan mengoreksi adalah
langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan
perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya
berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.Seringkali sebuah teks akan
melalui beberapa tahap pengeditan sebelum dikoreksi. Tabel di bawah ini
menunjukkan beberapa langkah umum dalam proses pengeditan.Ebelum melakukan
Proofreading pastikan sudah selesai atau sudah jadi .
Empat Tahap Pengeditan dan
Proofreading
Langkah 1: Pengeditan
konten
Merevisi draf awal teks,
seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan,
menambahkan atau menghapus seluruh bagian (juga dikenal sebagai pengeditan
perkembangan atau substantif).
Langkah 2: Pengeditan
baris
Merevisi penggunaan bahasa untuk
mengkomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini
mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang
paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Langkah 3: Menyalin
pengeditan
Memoles kalimat individual untuk
memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya,
seringkali mengikuti aturan panduan gaya tertentu (seperti APA atau MLA).
Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau
paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk
memperbaikinya.
Langkah 4: Proofreading
Dengan hati-hati memeriksa
kesalahan yang tersisa, seperti
1.
Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang
mencerminkan gaya penerbit
2.
Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.
Konsistensi nama dan ketentuannya
4.
Perhatikan judul bab dan penomorannya
KIAT MENJADI PROOFREADER (MANDIRI)
Proofreader (meskipun dilakukan oleh
penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai
karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindaklah
sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis saya sudah bisa dimengerti atau
justru berbelit-belit? Agar objektif, setelah tulisan selesai, penulis perlu
mengendapkannya dulu beberapa jam. Berikut ini kiat-kiat dari PakDSus
untuk melakukan proofreading secara mandiri, yaitu:
Pertama, setelah draft
tulisan yang kita buat selesai, jadikan diri sebagai "CALON
PEMBACA." Lakukan review dengan membaca secara
keseluruhan dari awal teks. Dalam proses selanjutnya, revisi draft seringkali
terjadi. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan
atau menghapus seluruh bagian.
Kedua, mengecek
penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk
meningkatkan aliran teks.
Ketiga, memoles kalimat untuk
memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya.
Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Keempat, lakukan pengecekan pada ejaan
dan pemenggalan kata-kata yang merujuk pada KKBI (online) dan
PUEBI (online). Keduanya ini disebut Pak De sebagai Jimat yang
mesti dimiliki sebagai alat bantu melakukan proofreading. Periksa
juga terkait dengan konsistensi nama dan ketentuan penulisa serta juga
memperhatikan judul bab dan kaidah penomorannya.
Kelima, Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu
misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan
kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan
tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca
tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.i
PakDSus membagikan sebuah video
tutorial yang dibuatnya berjudul "Temukan dan Perbaiki Typo dengan
Mudah." Silakan disimak (jangan lupa like, comment and share
yaa..saya bantu promosikan, pak De 😄). Namun demikian, Pak Antok ini berpesan
sekalipun di dalam video tersebut menggunakan mesin, tetap lakukan koreksi
kembali secara manual dengan teliti.
Terima kasih resumenya dan terima kasih "dibantu promosikan". Eh, linknya mana? Ha ha ha.
BalasHapusMantap...resumenya paket lengkap Bun..
BalasHapusMantap komplit bgt bu
BalasHapusBungkus...
BalasHapusLengkap Bu Zaibab
BalasHapusKomplit ... Langsung bungkus bungkus jadi buku solo nih bu
BalasHapusKeren resumenya lengkap, dan enak dibaca
BalasHapusKeren abis bunda zainab
BalasHapusLuarbiasa bunda Zainab
BalasHapusTulisannya maju pesat