21. Menguak Dapur Penerbit Mayor


RESUME KE 20

RABU, 02 MARET 2022




Hari ini Rabu 02 Maret 2022 seperti biasa kegiatan pelatihan menulis pertemuan ke 20 dengan narasumber bapak Edi S. Mulyanta dan moderator yang mendampingi beliau adalah bapak Mulyadi .Luar biasa, setelah pertemuan sebelumnya memperkenalkan penerbit Indie malam ini kami diperkenalkan dengan penerbit Mayor. Sebagai penulis pemula atau lebih pantas disebut baru belajar mwnulis merupakan suatu anugerah terindah  dengan kemudahan yang diberikan kepada kami para peserta. Bapak Edi S. Mulyanta  M.T. Ia lahir di Jogjakarta tanggal 24 Mei 1969, pendidikan S1 Geografi Universitas Gadjah Mada yogyakarta 1994 S2 Magister Tekhnologi Informatika Fakultas elekto UGM Yogyakarta 2006, saat ini jabatan beliau sebagai Publising Consultant Andi Publisher. Untuk lebih mengenal klik https://www.pbuandi.com/2021/11/edi-s-mulyanta.html?view=flipcard. Beliau mengupas tuntas penerbit Mayor.

 

Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor..

KONDISI  PENERBIT MAYOR  AWAL COVID 19

 

Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.

 Dari pengalaman penerbit selama pandemi, buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.




Disarankan oleh penerbit mayor kepad para peserta agar  mengikuti peraturan pemerintah no 75 (th 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan  no 3 tahun 2017.Penerbit-penerbit menggunakan arah peraturan pemerintah ini dalam menjalankan roda usahanya. Penulis  tinggal memilih jenis buku sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.


 Perkembangan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menuntu penerbit-penerbit  untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk dapat terbit menjadi semakin menarik. menyambut peluang ini, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik kita.Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis dengan tema yang marketable.

Ada 4 kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan pada keilmiahan dan besar market yaitu :

  1. Buku Teks Pendamping Buku Modul
  2. Buku Teks Utama Pelajaran
  3. Diklat
  4. Buku Ilmiah Populee Buku Pengayaan

[Kuadran yang menarik bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.

Kendala utama untuk terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan.Penerbit biasanya akan melakukan scouting , atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut.  Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.

Pemasaran Buku di Masa Pandemi

  • Toko Buku +/- Gramedia Toga Mas, Pasar Tradisional
  • Market Place Online +/- Bukalapak, Shopee, Blibli,
  • Direct Selling Dan Pameran +/- 20 %
  • Captive Market +/- 20 % ( BOS, Proyek, Pengadaan, Afin, Perpustakaan Sekolah, Daerah, Pusat)
  • E-Bookd +/- 20 % kunjungi buku digital .My. Id

Team pemasaran memberikan arah prosentase daya serap pasar saat ini. Kemarin mungkin sudah dibahas oleh pak Agus Subardhana bagian pemasaran kami.Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.



ini salah satu karya hasil dari Belajar menulis secara Solo..Yang sebelah kiri adalah tulisan narasumber. Silakan kalau mau belajar nulis buku menggunakan Word.Penulis [ bisa melihat-lihat terbitan dari penerbit mayot dalam format digital di www.pbuandi.com dan bukudigital.my.id. Materi di open 20% sehingga dapat pemulis  pelajari outline buku, judul buku, pembagian per babnya, dan lain-lain.



Gambar diatas merupakan  contoh gratis yang dapat dibaca secara free kita bisa mengintip karya-karya yang telah terbit di penerbit mayor sehingga memudahkan memberi arah tema buku apa yang kira-kira cocok dengan kompetensi yang dimiliki.



Setelah melihat contoh tampilan di google Books mari kita praktikan untuk memberikan wawasan bagaimana menulis bab-perbab, struktur buku, struktur kalimat, hingga paragraf. Kemudian tulis perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM  yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi..

Sesungguhnya siapa yang membiayai penerbitan sebuah buku?

 Yang Membiayai Penerbitan Sebuah Buku

Penerbit mayor biasanya mempunya dana untuk memilih terbitan buku yang menjadi sasarannya, sehingga semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut.

Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dan lain-lain.

Trik yang dapat digunakan dan cukup mujarab adalah menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Banyak plus minusnya apabila menulis keroyokan, terutama angka kredit yang kecil karena dibagi beberapa penulis Banyak penerbit-penerbit saat ini menawarkan layanan hal tersebut.  Konsentrasi penulis adalah di Materi yang otentik, dan unik.:Penerbit akan membantu dalam hal Pembahasaan dan Penyajian.. Tiga aspek penting yang harus diperhatikan adalah materi, bahasa dan penyajian.

Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan buknya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide  dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca. 





 

Komentar

  1. Lengkap, sarat informasi...ngak sia sia, sampe larut, Bunda...salut.

    BalasHapus
  2. Benar bunda paket kumplit...terimakasih infonya bunda.πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  3. Mau memasang jempol pada resume ini. Tetapi komputer saya gak punya fitur ibu jari. Mantap dah.

    BalasHapus
  4. Yuk Bun bungkus resume dengan karakter diri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

46. MENULIS ITU MUDAH

28.PAWAI TA'RUF MTQ KE 29 TINGKAT KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2022

31.Blog sebagai Sarana Pembelajaran