19. Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
RESUME KE 18
JUMAT 25 FEBRUARI 2022
Sebagai penulis pemula atau lebih tepat
baru belajar menulis selalu berpikir bahwa menerbitkn buku suatu hal yang
sangat sulit.Kalimat “Menerbitkan buku suatu hal yang sulit” sudah tersemat disukma
saya sejak pertemuan pertama kegiatan belajar menulis karena saya tidak
mengenal satupun penerbit. Selama ini ketika membaca buku sering saya
perhatikan nama penerbit hanya netra yang membaca. Namun berkaitan dengan
penerbit pada belajar menulis sudah mulai memberikan pemahaman kepada saya
tentang berbagai penerbit dan salah satunya adalah penerbit Indie yang saya
simak malam ini. Pada pertemuan ke 18 ini yang membersamai kami grup belajar menulis gelombang 23-24 adalah ibu
Rosminiyati dan Narasumber malam ini Pak Raimundus Brian P, S.Pd, kelahiran
Jakarta 30 Juni 1992, guru muda dan energik, tinggal di Kota Bekasi. Lulus S1
PGSD di Unika Atma Jaya Jakarta tahun 2014, saat ini bekerja sebagai guru di
SDN Sumur Batu 01 Jakarta. Untuk lebih mengenal sila klik https://www.praszetyawan.com/p/profil.html
Beliau adalah alumnus Belajar Menulis
PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan
Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus.
Salah satu syarat untuk lulus pelatihan
belajar menulis ini adalah dapat menerbitkan buku solo. Untuk menerbitkan buku
solo bagi saya bukan hal yang mudah namun penerbit indie indie memberikan solusinya tetapi harus
memahami syarat atau ketentuan yang harus dipatuhi oleh penulis agar uku
solonya bisa terbit..Penerbit Indie memberikan kemudahan sebagaimana yang
disamapaikan oleh pak Brian.malam ini . bagaimana "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit
Indie". Mengapa menerbitkan buku dikatakan
semakin mudah ? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan
buku tanpa seleksi.dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang,
kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti
Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain.
Sebagai orang awam harus diperhatikan .Terkadang ada penerbit yang bilang
gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata
kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari
percetakkan sendiri.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit
indie.
- Biaya penerbitan,
- fasilitas penerbitan,
- Batas maksimal jumlah halaman,
- Ketentuan dan Biaya cetak ulang,
- Apakah dapat Master PDF,
- Lama penerbitan,
- Jumlah buku yang didapat penulis.
Ada rekomendasi dari Narasumber kita
dimana kita bisa memakai Jasa Penerbit Indie.
*Penerbit Depok cocok untuk yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan
tidak berencana cetak ulang. Untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu
jumlah buku yang banyak, maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya
penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok
cukup lumayan.
*Penerbit Malang cocok untuk yang berencana
menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya
penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak
ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.
Setiap penerbit pasti ada keunggulan dan kekuranganya masing-masing karena selalu ada sistim
keseimbangann dalam hidup ini.. Sekarang tergantung dari kita penerbit mana yang mau dipilih, yang jelas penerbit yang
bisa memudahkan saya sebagai penulis pemula. Saya memilih penerbit indie.
Semoga bisa menerbitkan buku solo.. Terima kasih narasumber hebat malam ini atas ilmunya .
Salam Literasi PGRI
Mantap bunda, semangat menerbitkan buku solo
BalasHapusSemakin keren resumenya Bunda Zaenab
BalasHapusMantap jiwa. Go semngat solo
BalasHapusSemangat solo nya bunda
BalasHapusRingkas dan tdk bertele-tele. Salam literasi
BalasHapusBuku solo siap dalam genggaman
BalasHapus