30. Teknik Promosi Buku
RESUME KE 28
Pada pertemuan ke 28 Senin 21 Maret kegiatan pelatihan belajar menulis Om Jay dan timnya mendatangkan narasumber untuk memberikan solusi bagi kami peserta belajar menulis gelombang ke 23&24 sehingga para peserta yang telah membukukan tulisannya hasil dari belajar menulis tidak hanya dinikmati diri sendiri atau hanya sekedar di simpan diperpustakaan sekolah untuk menambah koleksi buku perpustakan. Bersama moderator bu Widya Setianingsih narasumber bapak Akbar Zainuddin, MM,MJW akan membagikan ilmunya kepada para peserta tentang “ Teknik Promosi Buku”
Bapak Akbar Zainuddin, MM. MJW. Seorang trainer dan motivator
nasional, pendiri PT. EMJEWE Training & Coaching serta perusahaan
penerbitan MJW group. Penulis 13 buku motivasi . Buku terbaru beliau adalah The
Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri
pertama. Sudah cetakan ke-13 sudah beredar 55.000 eksemplar. Masya Allah luar
biasa. Dan masih ada lagi beliau yang berkaitan dengan menulis yaitu UKTUB;
yaitu panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai
Z. …
Saya pribadi mempunyai
pendapat lain dari buku beliau walaupun di dalam buku tersebut isinya tentang
panduan menulis tapi saya memahaminya buku “ UKTUB” Mengajak kita semua untuk menulis. Kata
UKTUB berasal dari bahasa Arab Fi’il amar (Perintah) dari fi’il madhi “Kataba”
( telah menulis), fi’il mudhari “ yaktubu” (sedang atau akan menulis), dan
fi’il amar “ uktub” (Tulislah). Secara tidak langsung beliau mengajak kita
untuk selalu menulis sehingga apa yang kita tulis bisa dipetik manfaatnya oleh
orang lain.
Menulis bisa kita ibaratkan menjual makanan. Kita harus prepare
mulai dari bahan tulisan yang baik, kemudian meramunya dalam resep yang penuh
cita rasa tinggi. Rasa harus pas, tidak keasinan, tak juga terlalu manis. Pas di
lidah..Selanjutnya mengemasnya dalam sajian yang menarik pembaca, terutama
tampilan yang menggugah selera..
Menurut bapak Akbar Zainuddin . Sebelum membahas strategi pemasaran
buku ada yang perlu kita lakukan bahkan
sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa.
Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk
remaja, demikian juga untuk orang tua.
Strategi pemasaran, termasuk
buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu :Product
(Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), Promotion
(Promosi).
1.
STRATEGI PRODUK.
Ini sebenarnya lebih banyak menjadi
tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan
kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap
buku kita.
Dengan demikian, konsep buku yang akan
diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.
2. STRATEGI HARGA.
Menentukan harga buku juga biasanya
menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua
strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual
dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika
mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard
cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)
3. STRATEGI DISTRIBUSI
Distribusi secara umum dibagi menjadi
dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi
tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional
maupun toko buku lokal.
Sedangkan distribusi non tradisional, di
antaranya adalah:
1. Melalui MLM (Multilevel Marketing)
2. Melalui Penjualan Langsung
3.
Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee,
4. STRATEGI
PROMOSI
Program promosi bisa dilakukan oleh
penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan yaitu
Pertama, Launching buku. Adalah program untuk
meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana
saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching
buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau
buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program
launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk
launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan
acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi
untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline.
Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga.
Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. Pokoknya,
di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku.
Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini
eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu
diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal
kita. Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita
undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA
Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai
dengan tema buku kita. Kalau Misalnya buku motivasi dan menulis. Maka bisa secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan
menulis.
Seminar atau workshop ini, pertama-tama
bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada
para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya
bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan
secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita
bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku
kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku
tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun
komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking.
Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih
dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam
membeli buku. ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan
sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya.. Sesekali seminar melalui Zoom.
Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah
orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang
terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual
buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang
terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000
buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja
puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan
memudahkan kita menjual buku.
Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di
marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka
toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita
ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul
buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh,
memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan
sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang
buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga
orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Dan jangan setiap hari isinya jualan.
Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan
kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu
sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin
ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam
proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi
orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang,
membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil
keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan
akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
Sebagai seorang penulis, kita kalau bisa
memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku.
Pertama, keterampilan berbicara yang baik di
depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di
Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik
untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk
menjual pada Abad 21.
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana
memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex,
Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita
bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.
Selamat mempromosikan buku sesuai teknik yang disampaikan oleh bapak Akbar Zainuddin dengan keyakinan bahwa :
أَلْجَدُّ بِالْجَدِّ
وَالْحِرْمَانُ بِالْكَسَلِ# فَانْصُبْ تُصِبْ عَنْ قَرِيْبٍ غَايَةَ الْأَمَلِ
“ Kesuksesan akan didapat dengan kesungguhan dan kegagalan terjadi akibat kemalasan.
Bersungguh-sungguhlah maka kamu akan mendapatkan segera apa yang kamu cita-citakan”.
-Sholahuddin As Supadi Wafat 764 H-
Salam litarasi PGRI
Kereen abis,duper komplit👍
BalasHapusTerima kasih Bu ntar kunjungi blog teman2 semua
HapusSedikit koreksi. Terdapat tulisan: Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.
BalasHapusYang menyelenggarakan seminar itu Pak Akbar atau Bu Zainab ? hehe
Menulis resume kata gantinya mesti diubah jadi kata ganti orang ketiga
Terima kasih atas koreksinya.saya akan revisi
HapusSemngat bunda. Pak Brian turun tangan beri kita masukan yang membangun. Saya suka ini
BalasHapus